Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Karena kamu tak akan terlupakan (We Are Family TP 2012 UA)

2 tahun, setelah kita ditetapkan sebagai  mahasiswa Universitas Andalas kita adalah sebuah keluarga. Meski nyatanya jurusan kita berbeda namun kita tetap ada dalam satu Fakultas yang artinya kita adalah satu. Entahlah, perasaanku berkecamuk bahkan trauma itu seperti datang begitu saja saat aku tahu ternyata kau telah pergi ke haribaanNya sebulan yang lalu. Keterbatasan komunikasi membuatku sama sekali tak menyadari bahwa dirimu telah pergi. Sejatinya aku tak terlalu mengenalmu, tak terlalu tahu bagaimana dirimu. Yang aku tahu kamu adalah makhluk tuhan yang periang bahkan slalu tersenyum dan bertegur sapa dengan siapa saja yang kau temui. Aku ingat bahkan sangat ingat senyummu setiap berpapasan denganku. Baju kaus merah, jeans, serta jaket jeans yang kau pakai membuatmu seakan berwibawa. Tuhan punya rencana yang sangat hebat mungkin dibalik berpisahnya keadaan ini. Aku mungkin tak layak untuk menyebutmu sahabat, tapi rasa kehilangan yang dirasakan semua sahabat-sahabatmu turut aku rasa

Harian seorang Panitia BAKTI UNAND 2014

Entahlah, rasanya aku sudah bisa mengikhlaskan dia pergi. Sahabat terbaik yang tak lama bersamaku itu. Namun saat mereka kembali ada tadi, aku benar-benar tak kuasa menahan airmataku. setiap airmata keihlasan namun slalu saja menyimpan butir kerinduanku padamu. Andai hari ini kamu masih bersamaku, mungkin kamu juga ada disana bersama mereka, ada sebagai wanita yang berhasil meraih mimpinya. Sahabat, aku ikhlas untuk setiap kepingan bahagia yang kita rajut. Mohon maaf jika hari ini aku kembali mengingat semua tentangmu.Bagaimana caranya aku harus melupakanmu jika sebagian dari dirimu adalah mereka yang setiap hari aku temui. Sahabat, aku slalu berharap kau tetap tenang dialam sana. akupun berharap setelah hampir setahun kepergianmu aku tak lagi menjadi orang yang cengeng seperti waktu kau pergi, saat malam itu tuhan memanggilmu pulang. Aku ingin airmata itu pergi sejauh mungkin tapi aku masih bodoh. Dia yang menjadi teman seperjuanganmu adalah undangan airmata, ingin rasanya memeluknya

Temui Aku Di Tapal Batas

Ku jamah bahkan ku telusuri hati itu Tapi kenapa tak ku temukan kebenarannya tuhan ??? Dimana nyataMu untuk sebuah takdir yang memporak-porandakan kiasan ku tuhan ??? Diam dan aku terdiam   dalam keramaian duniaMu untuk menelusuri apa yang kau beri dan secepat mungkin Kau ambil Aku belum siap tuhan tapi aku tak mampu menentang kuasaMu Tuhan, jangan biarkan mendung itu pecah menjadi rintik-rintik air hujan lagi disini Jangan biarkan fatamorgana abadi itu berdiri di hadapku jadi sebuah kenyataannya Diantara sujudku padaMu ku titip do’a untuknya untuk dia yang aku rindukan dia yang ada di singgasana keabadianMu Robb terlalu banyak kisah terlalu banyak cerita dan terlalu banyak drama diantara aku dan dia yang Kau beri Tapi klimaksMu terlalu cepat, klimaksMu terlalu menyakitkan aku disini Di ujung jalan yang terjal itu aku berdiri menatap waktu yang telah lalu dan bergulir tanpa pesan Aku dengar sayup-sayup suaranya diantara pecahan keramaian jejak masa lalu Ad

Tentang Apa itu Perjuangan Kita

Setiap orang   punya cita-cita. Baik itu dari kecil atau bahkan setelah dia dewasa dan mendapatkan inspirasi yang membuat seseorang itu bangkit. Dan seseorang juga bisa down dalam cita-citanya karena inspirator yang membuatnya menyerah. Banyak hal dalam cita-cita yang tak mungkin gampang kita raih. Jatuh bangkit lagi, menangis harus bisa tegar sendiri dan saat terpuruk selalu mencoba berdiri diatas kaki sendiri. Meski tak sedikit mungkin kerikil kerikil yang nyatanya memang kecil namun menyakitkan menyentuh harap kita. Terlalu banyak perih dan airmata yang akan diceritakan oleh seorang pejuang, namun seorang ksatria tak akan mundur dalam perjalanannya karena dia tahu bahwa berhenti adalah sebuah kematian dan untuk mundur adalah jiwa seorang pengkhianat. Matahari slalu berusaha menyinari bumi karena dia tahu itu tujuannya diciptakan Allah, dan slalu bersahabat dengan mendungnya awan. Bersahabatlah dengan kesusahan, karena dibalik kesusahan itu ada sabar berbuah manis yang dijanji
Back To School ! Kelas 3 SD kelas kita digabung. Semua teman-teman ada disana, semua bersahabat bahkan menjadi ajang berkelompok-kelompok. Sampe pas naik kelas IV SD kami dibagi 2 kelas,   IV a dan IV b. Nah, disanalah awalnya terjadi yang namanya bertengkar. Tapi menurut gue ada baiknya juga waktu itu soalnya peluang gue buat juara adalah besar. Hhaha akhirnya gue berhasil juga dapat juara. Berjuang bersama, berantem, semua ada disana.   Alhamdulillah pas kelas V kita digabung lagi namun banyak lagi hal-hal menyedihkan datang. Teman-teman banyak yang pindah, hingga satu kelas itupun terasa sangat sunyi. Sahabat-sahabat perlahan pergi bahkan hingga kini tak satupun yang jumpa lagi. Untuk masa depan yang lebih baik mereka harus meninggalkan kami, meninggalkan keramaian dan kebahagiaan kelas yang pernah kami bersama ciptakan. langkah gontai tapi pasti itu menuju keluar gerbang dengan orangtua masing-masing berharap suatu saat nanti kita bertemu dengan keadaan yang lebih baik namu
Move ! Gue ingat banget, wali kelas gue (waktu itu gue kelas 2 SD) adalah Buk Sutilah. Ibuknya ramah, baik bahkan bersahabat banget. Pertama gue menginjakkan kaki ke kelas itu gue gag nemuin suatu yang beda karena mereka pun tahu gue pernah ada diantaranya waktu TK dulu. Satu kelas isinya rame banget dan gue masih ingat waktu itu gue duduk di tengah. Pas mata pelajaran matematika gue benar-benar gag ngerti plus bingung waktu di kampong papa bisa jadi gue juara kelas ehhh tapi pas disini gue jadi orang paling bodoh sedunia rasanya dan tiba-tiba ada cowok yang baik banget mw nolong gue namanya Arif. Berkat bantuan dia gue dapat nilai 10 juga waktu itu. Gue kemudian sebangku sama Wiwit (sobat banget) terus sama Dodi juga. Entah karena gue awalnya sebangku sama mereka, gue ngerasa mereka itu lah sahabat gue.   Hhaha. . . gue tinggal di Asam 3 dengan teman-teman yang banyak. Gue ingat semuanya, gue ingat semua teman-teman selama 4 tahun papa kerja di Asam 3.   Musholla tempat ngaji,