Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2014

Aku yang menunggui mendungMu

1.34 AM Aku seperti seorang yang larut dalam muram durja ketika mendung memberi harap untuk segera menurunkan hujan. Yaa aku menunggunya hingga setiap detak jantung setiap detak jam pun ikut berotasi secepat mungkin (rasanya). Bahagia ??? iyaa,, itu yang aku rasakan saat perlahan aku yang merindukan hujan menatap mendung di langit yang perlahan hitam membawa awan berarak. Terus berdo'a pada tuhan agar kali ini mendung itu benar-benar memecah kawanan itu menjadi rintik-rintik air hujan. Dengan secara tak sadar aku adalah wanita yang sangat mencintai gerimis hujan. Tak pernah terbersit sebuah kebodohan bahwa setiap mendung bukanlah pertanda pasti hujan selebat mungkin akan segera turun. Bodohnya aku kala itu. Terdiam, lama aku menunggui mendung dalam diamku. Analogi yang setengah mati aku pikirkan agar kelak setiap kata memiliki makna tersirat. Tuhan berkehendak lain. Seketika senyumku berubah menjadi guratan kesedihan, menjadi sebuah kekecewaan yang tak bisa aku lukiskan. Aku mem

Mama, ananda rindu ({})

Mama. . . Putri kecilmu sudah beranjak dewasa Senandung pengantar tidurpun tak lagi bisa ku dengar ma Mama. . . Putri kecilmu menuju pengalamanmu satu persatu Menyelami setiap detail kehidupan yang tak menentu ini Ma, kali ini anakmu menangis lagi. Bukan karena rindu akan sakitnya kau cubit bukan karena setiap saat mengeluh ketika mendengar omelanmu bukan juga karena aku terjatuh ketika bermain sepeda dan bukan juga karena aku kecewa tidak juara kelas seperti SD dulu ma. Ma, kali ini anakmu menangis. Untuk kerasnya hidup, untuk uraian nasehat-nasehatmu yang dulu sering aku abaikan dan kini semua nasehat itu sangat aku butuhkan. Ma, kali ini aku terjatuh lagi namun bukan karena bermain sepeda tapi aku jatuh dalam sebuah kesalahan ma. Aku hanyut dalam arus sungai yang harusnya bisa aku arungi. Ma, kali ini aku benar-benar rindu pelukanmu aku benar-benar rindu ketika tanganmu yang perlahan mulai kasar itu menghapus airmataku kemudian mendekapku dan berkata, ''anak mama g

Senandung Rindu (WH)

Ada yang tak bisa aku sembunyikan, ada yang tak bisa aku pendam Semua seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja Aku tak menyadari sejauh ini rasaku tertanam untukmu Hingga disaat aku jauh darimu perlahan rindu itu memberontak Menenggelamkanku dalam mimpiku tentangmu Berharap tuhan mendengar, menjamah, dan segera mempertemukan hati kita Terkadang jarak seperti menjadi masalah Namun aku harus berbesar hati karenanya, karena jarak inilah yang terus menguatkanku Terimakasih sayang, hingga hari ini masih berdiri disampingku Masih setia menggenggam tanganku Masih memelukku dalam rindu dan masih mempercayai hatimu padaku Percayalah, yang terbaik itu bukan karena aku ataupun kamu Tapi karena kita~