1.34 AM Aku seperti seorang yang larut dalam muram durja ketika mendung memberi harap untuk segera menurunkan hujan. Yaa aku menunggunya hingga setiap detak jantung setiap detak jam pun ikut berotasi secepat mungkin (rasanya). Bahagia ??? iyaa,, itu yang aku rasakan saat perlahan aku yang merindukan hujan menatap mendung di langit yang perlahan hitam membawa awan berarak. Terus berdo'a pada tuhan agar kali ini mendung itu benar-benar memecah kawanan itu menjadi rintik-rintik air hujan. Dengan secara tak sadar aku adalah wanita yang sangat mencintai gerimis hujan. Tak pernah terbersit sebuah kebodohan bahwa setiap mendung bukanlah pertanda pasti hujan selebat mungkin akan segera turun. Bodohnya aku kala itu. Terdiam, lama aku menunggui mendung dalam diamku. Analogi yang setengah mati aku pikirkan agar kelak setiap kata memiliki makna tersirat. Tuhan berkehendak lain. Seketika senyumku berubah menjadi guratan kesedihan, menjadi sebuah kekecewaan yang tak bisa aku lukiskan. Aku mem
Selamat datang ^_^ Tidak ada hal yang lebih indah selain memenuhi blog dengan berbagai kisah dan pengalaman. "Jika ingatanmu tidak begitu kuat, menulislah. Dengan begitu kau akan tahu apa yang sudah terjadi dengan masa lalumu" (Leonarita, 2018)